Oleh Anjar Fahmiarto
Wilayahnya masih terus berkembang, harga dan nilai propertinya akan terus naik.
Pembangunan perumahan di hampir semua kecamatan di Tangerang Selatan sedang marak. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Tangerang Selatan, ada sekitar 192 perumahan berskala kecil hingga besar yang sedang dikembangkan. Sebagian besar pengembangan berada di Serpong, Pamulang, Ciputat, dan Pondok Aren.
Tangerang Selatan, yang resmi berdiri pada 27 Desember 2008, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Kota baru ini terdiri atas tujuh kecamatan, yaitu Ciputat, Ciputat Utara, Pondok Aren, Serpong, Serpong Timur, Pamulang, dan Setu.
Di Serpong ada sejumlah proyek perumahan skala besar. Di antaranya Bumi Serpong Damai (BSD) City, Alam Sutera, Summarecon Serpong, Paramount Serpong, dan Villa Melati Mas.
Di Pamulang perumahan-perumahanbaru skala menengah dan besar juga sedang dibangun dan dikembangkan, seperti Serpong City Paradise, Bumi Serpong Residence, Bukit Dago, Villa Dago, Green Serpong, Serpong Green Park, Cendana Residence, dan sebagainya.
Salah satu kelebihan Tangerang Selatan adalah infrastrukturnya yang cukup bagus dibandingkan yang lain. Wilayah ini bisa dijangkau dari dua ruas tol, yaitu Jakarta-Merak dan Jakarta-Serpong. Ini ditambah dengan beroperasinya tol JORR W II yang melintas dari Pondok Pinang hingga ke BSD City.
Akses itu akan makin lengkap jika rencana pembangunan ruas tol "Serpong- Bandara bisa direalisasikan.
Dari sisi moda transportasi wilayah
Tangerang Selatan juga cukup lengkap, mulai dari angkutan umum hingga kereta api. BSD City, misalnya, di bagian timur dibelah jalur utama Serpong. Sedangkan bagian barat, yang masuk Kecamatan Cisauk, berdekatan dengan Stasiun KeretaApi Cisauk. Warga perumahan dapat memanfaatkan KRL Cisauk menuju tempat mereka bekerja di Jakarta.
Para pengguna kendaraan pribadi juga bakal dimanjakan dengan jalan tol seksi Serpong-Balaraja yang telah dicanangkan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk dibangun. Jalur ini merupakan interkoneksi antarwilayah Kabupaen Tangerang Selatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.
Manajer Riset perusahaan riset dan konsultan properti Jones Lang Lasalle, Anton Sitorus, mengatakan, infrastruktur yang baik di wilayah Tangerang Selatan menjadi daya tarik utama bagi para pengembang.
"Dari dulu wilayah Tangerang Selatan, khususnya Serpong dan Bintaro, memang sudah berkembang pesat. Kalau sekarang perkembangan-nya makin bagus ya sangat wajar. Apalagi infrastruktur di sana memadai," kata Anton kepada Republika, Rabu
(1/9).
Menurutnya, dibandingkan wilayah timur seperti Bekasi, Tangerang memang lebih maju. "Secara infrastruktur mungkin sama namun secara eco demografi dan image Tangerang lebih unggul," lanjutnya. Apalagi wilayah ini dekat dengan Bandara Soekarno Hatta. Untuk residensial akses dekat ke bandara menjadi daya tarik tersendiri.
Daya tarik
Pendapat sama disampaikan Direktur Eksekutif Century21 Indonesia, Hendry Tamzel, yang menyebut perkembangan properti di Tangerang Selatan menakjubkan. Para pengembang seolah berlomba-lomba membangun proyek properti di wilayah ini. "Tangerang Selatan, terutama Serpong, bisa dikatakan daerah paling hot perkembangan propertinya," katanya.
Karena itu, lanjut Hendry, Century 21 secara serius menggarap pasar properti di wilayah ini dengan mendirikan beberapa kantor baru. "Di Serpong kami punya beberapa kantor. Istilahnya kami mengepung wilayah ini dari berbagai penjuru karena memang perkembangannya sangat bagus," tuturpya.
Tangerang Selatan, kata Corporate Communications Senior Manager PT BSD Tbk, Idham Muchlis, akan terus mengalami perkembangan. Berbagai kelebihan dan potensi tersebut menjadi daya tarik untuk investasi properti. Karena itu, membeli properti di Tangerang Selatan akan menguntungkan. Nilainya akan terus naik.
Ini berbeda dengan properti di wilayah yang sudah mapan yang cenderung stagnan. Di Tangerang Selatan, karena wilayahnya masih terus berkembang, harga dan nilai propertinya juga akan terus bergerak naik. Dari sisi investasi ini tentu menguntungkan.
ed Christina purwaningsih
Sumber :
Republika, 3 September 2010, dalam :
http://bataviase.co.id/node/370226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar